Saya dan kopi bagaikan saya dan nasi,sama-sama tak bisa dipisahkan dan harus masuk ke perut. Begitulah penggambaran yang pas karena sampai saat ini saya masih minum secangkir kopi setiap sarapan. Saya mulai mengenal kopi sejak kecil, diawali menyeruput kopi nya mbahnang (mbah lanang - kakek laki-laki) yang selalu ada di meja makan setiap pagi dan sore. Dan kebiasaan itu berlanjut sampai sekarang.
Di balik manfaat dan bahaya kopi yang sering kita baca. Saya merasakan semua nya, ya karena saya bisa merasakan manfaat kopi sebagai doping ketika lelah seharian mengerjakan pekerjaan rumah yang tidak ada habis nya di tambah momong empat anak-anak yg masih kecil-kecil. Dengan menyeruput sedikit kopi, rasa kantuk sedikit demi sedikit akan hilang dan tiba-tiba ada energi untuk kembali mbabu dan momong, hehehe.
Untuk jenis kopi, saya sudah merasakan semua kopi mix (kopi gula atau kopi gula krimer) sachet yang dijual di pasaran. Saya selalu ingin mencoba semua produk kopi mix baru yang dikeluarkan oleh brand kopi tertentu. Sampai teman-teman di kost an saya waktu kuliah sudah tahu kebiasaan saya minum kopi, yang tidak lazim buat anak kost (seperti mbah-mbah kata nya, hahaha). Ga masalah bagi saya waktu itu disebut mbah-mbah atau nenek-nenek, toh akhirnya teman-teman saya ketika butuh doping belajar untuk ujian lari nya ke kamar saya untuk minta satu sachet kopi mix (nasib anak kost, meminta dan diminta itulah 'kebersamaan' ).
Puncak cooffeholic saya adalah ketika mengerjakan skripsi, saya bisa menghabiskan 3-5 sachet kopi mix sehari, Wow banyak kan. Selain tidak nyaman di kantong aka menghabiskan budget saya untuk membeli makan, dan ternyata tubuh saya tidak kuat dengan efek kafein ini. Saya merasakan jantung berdegup lebih cepat, telapak tangan selalu basah dan sakit ketika harus buang air kecil. Setelah saya merasakan ketidaknyamanan badan yang sudah mengganggu aktivitas sehari-hari, akhir nya dengan sadar saya batasi kesukaan saya minum kopi ini. Dan saya menemukan artikel, jika minum kopi harus di ikuti dengan minum air putih untuk meringankan tugas ginjal ketika menyaring urine. Alhamdulillah, saya sudah tidak merasakan gejala coffee danger lagi, karena alarm tubuh saya sudah nyaman untuk melakukan aktivitas sehari-hari dengan cukup minum 1-2 cangkir/gelas sehari disertai dengan minum air putih dengan jumlah yang sama atau lebih.
Karena masalah kesehatan perkembangan janin, sebagai cooffe lover saya rela untuk 'puasa' tidak ngopi demi janin yang ada di perut saya. Dan itu empat kali berturut-turut karena saya selama 5 tahun melahirkan 4 kali, Wow bukan 'kecolongan' ya tapi memang saya dan suami ingin punya banyak anak tapi tidak menyangka akan diberi amanah2Nya secepat ini. Walhasil, sembilan bulan kali empat kali total kurang lebih 36 bulan atau 3 tahun saya 'puasa' ngopi demi janin yang ada di perut. Saya benar-benar tidak ingin cooffe danger yang sering saya baca akan terjadi pada anak-anak saya nanti nya, karena ibu nya cooffeholic.
Alhamdulillah, saat ini saya masih di beri nikmat umurNya dan belum dititipi amanahNya lagi. Karena sampai hari ini anak saya yang no.4 sudah berumur 15 bulan saya belum ada tanda-tanda hamil lagi, hehehe. Sudah ketebak oleh saya ketika anak-anak saya (no.1 dan no.3) umur nya mau 8-10 bulan, saya mulai ingin makan mangga dan rujak dan itu artinya saya hamil lagi, hahaha. Ya, karena saya tidak pernah sick morning dan pengaruh ASI sebagai KB alami siklus tamu bulanan saya belum teratur dan membuat saya tidak ketahuan hamil lagi dan tiba-tiba saja sudah ada janin 20 minggu ( 5 bulan) itu waktu saya hamil anak ke-4.
Me time saya gunakan untuk belajar menulis di blog saya lagi, yang dulu sering saya kunjungi dan coret-coret (mulai tahun 2008 saya menulis di dun-may) dan lama saya tinggal karena harus mengurus rumah nyata saya, hehehe. Dan tentu nya, setelah tidak hamil lagi saya kembali minum secangkir kopi menemani sarapan bersama suami yang juga ikut minum kopi.
Berhubung saya masih menyusui, saya juga tidak minum kopi lebih dari secangkir setiap hari, kadang-kadang saja saya sehari sampai 2 cangkir/gelas sesuai kebutuhan. Karena, saya merasakan efek kafein ini pada bayi saya yang no. 4 yang masih ASI, dia susah sekali tidur nya dan ikut melekan bersama saya kalo saya minum kopi di sore hari, hehehe.
Dan terakhir, sebagai coffeelover pilihan kopi saya jatuh pada kopi tubruk (kopi yang diseduh dari campuran gula dan bubuk kopi yang sudah dihaluskan). Nikmat kopi mix jauh sekali rasa nya di banding kan dengan kopi bubuk brand ini, dan sesuai dengan iklan nya 'JELAS LEBIH ENAK' kopi bubuk spesial nya (brand ini) ditambah gula menurut saya belum ada tandingan nikmat nya. (iklan gratis tanpa dibayar ya, hehehe)
* Saya belum pernah minum di tempat brand gelas kopi yang saya pakai itu, tapi kata suami saya yang pernah minum," jangan sekali-kali minum di tempat itu lagi, segelas kecil harga paling murah 25 ribu dan rasa nya ga enak sama sekali"...Dan saya jawab," coba beli yang paling mahal pasti uenaak". :D
Tulisan ini di ikutkan dalam GA Lisa Gopar
Terima Kasih atas Partisipasinya :)
BalasHapusSemoga Beruntung
Salam
Lisa Gopar
Alhamdulillah, maturnuwun sudah mampir ke 'gubug' maya saya bu lisa...:)
BalasHapusAlhamdulillah, senang berpartisipasi di event GA njenengan...^_^
walau telah komentarnya, gpp ya Mbak. saya juga penggila kopi. sehari bisa sampai 5 gelas kopi. tapi karena ternyata lambung saya tidak kuat lagi, dan kepala saya sudah merespon lambung saya, akhirnya, saya berhenti. hari ini sudah hari 5 saya tidak ngopi lagi. kangen, tapi apa mau di kata... Salam kenal Mbak (salam kenalnya malah belakangan, heheh)
BalasHapusHehehe...nggak pa2 mbak Bellina...^^
BalasHapusBetuuullll, kalo ga ada 'alarm' tubuh yg berbunyi...mgkn sy dan njenengan benar2 bisa menghabiskan 5-10 cangkir kopi sehari....qiqiqiqiqi
Salam kenal jg mbak Bellina...<3
Ditgu kunjungan nya lg di blog sy nggih...sy suka tulisan2 di blog mbak Bellina...^_^
Aih... mbak2, kopi memang bisa bikin kecanduan, yah.. Orang2 jerman jga suka banget minum kopi. Di kantor2, kantor kecil sekalipun pasti ada mesin kopi. Mereka minumnya sama sekali tak pakai gula.
BalasHapusira
Betuuulll mbak ira...:)
HapusDan lucu nya yg suka ngopi itu hanya saya...suami akhir nya ikutan ngopi jg...kalo silaturahim ke PIM (Pondok Indah Mertua), mak-e sampe tahu kalo mantu nya ini 'coffeelover' qiqiqiqi
Oia...waduuuh, sdh kebayang rasa nya pasti pahit nggih mbak Ira ^^