Senin, 10 Juni 2013

SIM Mati Kena Tilang Polisi

"Bagaimana rasa nya jika anda di tilang polisi? "

Pasti jawab nya sama, harus keluar uang agar bisa kembali jalan melenggang....hehehe

Begitupun  saya dan keluarga ketika kena tilang saat balik liburan dari rumah mbah nya anak-anak di Kudus kembali ke Jakarta. Kami perlu mengeluarkan uang juga biar pak polisi mengijinkan suami saya membawa 'gerobak sapi' nya ngukur dalan pantura kembali.

Kejadian ini tepat setahun yang lalu, saat liburan sekolah seperti bulan ini. Setahun yang lalu di sosmed banyak sekali sosmed'ers men-share tips kena tilang polisi dan saya termasuk yang ikut men-share di akun sosmed saya. Dalam perjalanan pulang ke Jakarta, saat itu kami baru keluar dari tol palimanan jam 17.00 WIB, di mobil anak-anak sudah tidur semua, tiba-tiba dalam hati saya terlintas tips kena tilang polisi yang pernah saya baca dan mau saya sampaikan ke suami.
( Sebenar nya komunikasi saya dan suami memakai bahasa 'Ibu' yang sudah medok di lidah kami, demi menghindari roaming obrolan nya sudah saya tulis dalam bahasa Indonesia, hehehe)
Saya : " Ingat ya pak-mu, SIM mu kan sudah mati kadaluwarsa, kalo ada tilang, bilang minta slip biru, arti nya kita mengakui kesalahan".
Suami: " Iyooo mbok-mu".

Suami saya masih fokus ngebut ngukur dalan pantura, karena target nya jangan sampai kemalaman tiba di tol Cikampek karena akan kena macet orang-orang yang  baru balik dari kerja.
Tiba-tiba suami saya mengurangi kecepatan mobil dan mengambil seat belt yang memang belum dipasang.
Suami: " Waduuuuh, banyak banget ga bisa lolos nich mbok-mu".
Saya yang agak ngantuk masih bingung dengan ucapan suami, tersadar ketika mobil benar-benar berhenti di pinggir dan sudah ada mobil polisi di depan mobil kami.
Saya : " Ya Allah, pak-mu SIM mu....piye iki?".

Dua orang polisi menghampiri dan mengetuk kaca mobil kami.
Setelah kaca mobil di buka, mereka dengan 'narasi' yang sama seperti yang saya dengar di tivi kalo sedang menilang di jalan meminta surat kelengkapan kendaraan yang sedang kami naiki ini.
Polisi I : " Maaf pak, SIM bapak sudah tidak berlaku, silahkan bapak turun dulu kami akan buat kan BAP"
Suami : (Kelihatan panik) " Iya pak".

Dua orang polisi pergi meninggalkan kami sambil membawa STNK mobil.
Suami : (Kelihatan panik) " Mbok-mu piye? duit e tinggal 250 rb, nanti berapa kita harus bayar nya?"
Saya : " Bismillah, ingat pak-mu. Jangan melawan, bilang iya mengakui kesalahan dan langsung minta slip biru ya".

Suami saya keluar dari mobil mengejar dua orang polisi yang membawa STNK mobil kami. Saya melihat dari mobil dengan was-was, seperti nya suami saya kesulitan menemukan dua orang polisi tadi karena banyak nya polisi yang ikut patroli sore hari itu (saya lihat ada mobil bak polisi, mobil sedan patroli polisi dan beberapa sepeda motor mungkin kalo di hitung ada sekitar 40 personel polisi).
Akhirnya, suami saya bisa menemukan dua orang polisi tadi. Saya lihat suami dan  polisi tersebut bersitegang, kelihatan dari body language pak polisi nya yang menggelengkan kepala dan suami saya tetap bicara terus.
Tidak berapa lama suami saya kembali ke mobil dengan wajah tegang.
Saya : (Ikut tegang dan bingung) "Piye pak-mu, ga bisa ya, STNK di tahan, masak harus bolak balik  ke sini (Cirebon) ambil STNK".
Suami : " mbuh mbok-mu, polisi ne susah, aku sudah bilang minta slip biru, katanya ga bisa, di suruh menghadap langsung Kanitlantas nya".

Suami segera men-starter mobil dan mengikuti pak polisi yang membawa STNK tadi berjalan menemui pimpinan nya (Kanitlantas).
Sekitar 200 meter dari mobil kami di tilang, di pinggir jalan raya di sebuah gubug yang kosong, sudah duduk seorang polisi yang dilihat dari seragam nya banyak sekali emblem nya (mungkin itu pak Kanitlantas nya)
Suami turun dari mobil menemui polisi yang membawa STNK dan pak Kanitlantas  yang sedang duduk itu.
Dan sekarang tinggal suami saya dengan pak Kanitlantas.
Saya masih di dalam mobil sambil breastfeeding bayi saya (Saat itu baru lima bulan). Walaupun tidak setegang dengan dua polisi yang menilang tadi, suami saya lama sekali ngobrol nya dengan pak Kanitlanlas.
Akhirnya saya turun sambil menggendong Faishal (no.4 yang masih lima bulan).

( PK = Pak Kanitlantas ; Sy = Saya )
Sy : (Sambil tersenyum, padahal di hati masih galau kalau ga bisa balik ke rumah) " Masih lama ya pak?"
PK : " Tergantung bu"
Sy : " Maaf pak, kami minta slip biru, karena memang SIM suami saya sudah kadaluwarsa"
PK: " Nah itu, mengapa nich  pak ga segera di urus untuk di perpanjang SIM nya ". (tanya ke suami)
Suami : (Sambil tersenyum) " Saya harus bolak balik Bandung Jakarta, pak. Ga ada waktu untuk mengurus nya".
PK : " Segera di  urus ya pak, biar ga di tilang terus".
Suami : " Iya pak".
Sy : (Ga sabar pengen cepet selesai) " Pak, saya pernah baca kalau kami mengakui kesalahan dan dapat slip biru, STNK kami ga di tahan dan kami hanya membayar denda lewat ATM bank, betuuul itu pak".
PK: "Nah, itu masalah nya, bu. Polda jabar tidak kerjasama dengan bank tertentu".
Sy : (Tambah galau) " Teruuus pak"  (Sambil memelas) " Kami pengen segera sampai rumah pak, biar tidak kena macet".
Tiba-tiba Pak Kanitlantas mengeluarkan kertas dan menunjukkan kepada kami.
PK : " Lihat pak bu....Untuk kasus ini bapak kena pasal yang ini" (sambil menunjuk ke kertas)
Sy : " teruus pak".
PK: " Cirebon bukan kota besar seperti jakarta, jadi kalau kena denda segini". (menunjuk ke kertas lagi)
Saya dan suami membaca kertas yang di berikan pak Kanitlantas.
Sy : " Jadi pak, berapa kami harus bayar? "
PK : " Terserah bapak dan ibu, di situ sudah di tulis kan antara sekian dan sekian. Silahkan mau bayar berapa? "


Foto di ambil di sini

Saya dan suami saling menatap mata.
Sy : "Piye? "
Suami : "Yo wes".
Sy : (Sambil mengeluarkan uang di dompet) " Ini ya pak, uang kami tidak banyak".
PK : "Iya bu...ga pa pa. Oia, tolong ya pak bu...setelah kejadian ini jangan di tulis ke fesbuk, cerita ke teman-teman kalau kena PungLi  polisi. Uang ini akan di catat bawahan saya dan di beri kwitansi". (Sambil melihat ke suami) " Apa lagi bapak kerja nya di depan mabes POLRI, jangan cerita kepada dunia, kalau habis di kerjain polisi ya pak"
Sy : (tersenyum) " hehehe, ga lah pak. Kejadian ini memang kesalahan kami, kelengkapan surat kami di jalan tidak lengkap".
PK : "Alhamdulillah, selamat jalan. Silahkan melanjutkan perjalanan kembali ya".

Setelah pak Kanitlantas menyerahkan STNK kami yang di bawa bawahan nya, saya dan suami pamit ke pak Kanitlantas untuk kembali melanjutkan perjalanan kembali numpang hidup di Jakarta.

Alhamdulillah, mulai kami di tilang sampai kami kembali melanjutkan perjalanan membutuhkan waktu setengah jam. Urusan kami tidak dipersulit oleh pak polisi dan bisa segera sampai ke rumah walaupun tetap saja kena macet, hehehe.
Ini pengalaman di tilang polisi pertama kali yang saya alami dan di ikutsertakan dalam Giveaway Kinzihana.








14 komentar:

  1. Mak keren sekali Blog nya, tulisannya juga Ok. Tapi sekedar info aja panjang tulisan di GA saya maximal 500 kata . SIlahkan diedit yya Mak.

    Terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah Mak Hana...:)
      Ini blog 'berbayar' mak....sy ga bisa bikin se-kereeen ini hehehe

      Oia...Waduuuuh, saya lupa mak hana. Skrg sdh saya edit, sudah banyak yang saya 'gunting'...:D
      Smg skrg sudah memenuhi kriteria....Aamiin

      Sami2
      Maturnuwun

      Hapus
  2. Mak, saya juga pernah alami perkara seperti ini, dua kali, yang pertama, gara2 minta slip biru, jd bebas merdeka deh, si polisi langsung membebaskan saya, karena masalahnya bukan di SIM or STNK [keduanya lengkap], cuma nerobos lampu merah katanya. Padahal ga tuh. Haha.

    Yang kedua, SIM ketinggalan, dan polisi ngutip Pungli. Ntar deh saya tulis sbg artikel GA aja. HIhi.

    Eh iya, sukses ya, Mak!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihihihi...Tooos nggih mak Alaika
      Siiipppp, monggo...ga sabar saya ingin baca tulisan njenengan tentang tilang menilang pak polisi ini....^_^

      Aamiin...Sami2, sukses jg buat njenengan mak Alaika...<3

      Hapus
  3. hehehe.. polisine kok ngomong gitu ya... jangan katakan kepada dunia.. berasa denger lagu aja.. perasaan setiap polda bekerjasama sama Bank deh ya Mbak.. apa memang cuma Polda Jabar aja yg enggak.. hmmmm....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Spt nya pak polisi aktif di sosmed jg mbak Riski, jadi takut kalo di kenal dunia....hahahaha

      Saat kejadian itu hampir maghrib mbak Riski, lokasi di pinggiran kota perbatasan Cirebon-Indramayu yang sepanjang jalan sawah2...

      Klo pun kami harus bayar ke ATM, balik lg ke kota Cirebon, terus kembali ke TKP utk ambil STNK.....sampe kapan nti kami nyampe rumah di (pinggir) selatan Jakarta....hehehe

      Hapus
  4. koq kayaknya modus ya mba, itu pak kanitlantas beneran apa enggak sih? tapi tak apa lah, yg penting mba dan suami sudah selamat sampai tujuan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betuuulll, modus tiap 'tanggal tua' mbak Uniek....'cegatan' (ada tilang) di mana2 di daerah....klo di Jakarta dskt, jarang ada mbak Uniek, krn kalo sampe ada cegatan justru tambah maceeet jalanan, qiqiqi
      Pak Polisi biasa nya 'stay' di bawah jembatan penyebrangan, krn banyak pengendara spd motor motong jalan hindari macet naik ke jemb penyebrangan daaann 'anda kena' hehehe
      Itu kejadian pernah dialami suami sy, mbak Uniek....
      Waduuh, ga tahu sy mbak Uniek....wkt itu denda tdk punya SIM antara 75 rb-250 rb, krn ga punya uang sy ngasih 75 rb....:))

      Hapus
  5. kayaknya semua pernah kena tilang ya
    saya juga pernah di tilang, awalnya kesal tp sadar juga salah sendiri

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga sukses mak, besok2 bisa kebal dari sweeping & gak kena tilang lagi :)


      aplikasi android

      Hapus
  6. Smg jangan sering2 kena tilang mbak Lisa....:)
    Ga enak rasa nya...khususon di 'kantong' bisa habis uang utk bayar pak Polisi....hehehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba, mending kenak tilang aku aja yang lagi cari calon bojo ini. :D

      Supported: Situs Perjalan Online-El Baihaki-Lampion

      Hapus
    2. hehehehe....
      Smg di mudahkanNya ikhtiar mencari jodohNya ya om....aamiin

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...