Jumat, 17 Januari 2014

(Bersama JodohMu) Isy Kariman Aumut Syahidan....

Perjanjian yang kuat mitzaqon ghalizaa begitulah Allah SWT menggambarkan sebuah ikatan suci yang agung antara dua individu , laki-laki dan perempuan dari dua keluarga yang berbeda kultur dan budaya semata hanya untuk hidup bersama meraih ridloNya dan menjalankan aturan syariatNya.


 
Remaja ku kini kemana engkau berjalan.....

Dunia remaja saat ini adalah sasaran budaya yang permissif, hedonis dan konsumtif. Untuk antisipasi akibat budaya-budaya  yang cenderung negatif tersebut,  memang remaja kita butuh idol yang bisa menuntun mereka ke jalan lurusNya.
Mengapa? Karena sudah menjadi jawaban yang umum, remaja kita yang mayoritas muslim ini cenderung berkiblat ke budaya barat sebagai panutan fashion, food, film dan fun.
Lalu bagaimana dengan masa remaja saya dulu? Jawaban nya sama, walaupun  tidak ada gadged dan  teknologi informasinya yang canggih, teman-teman saya saat itu juga melihat gaul ala barat lah yang menjadi panutan proses pencarian jati diri.
Akibatnya, degadrasi moral anak remaja kita bak bencana laten yang tak terlihat namun nyata akibatnya. Efek dari budaya liberal yang jadi dasar berprilaku orang barat, membuat para remaja kita pun ikut arus yang sama untuk membuktikan eksistensi mereka, " Ini gue lho...sudah gede, bro sis".
Sampai saya miris meringis hampir menangis membaca komen forum di situs terkemuka di negeri ini ketika TS nya membahas tentang. susahnya mencari per*w*n saat ini....#Oupps, ketahuan saya silent reader di forum itu...he3
Okay, gan/ganwati sebenarnya tidak susah kok mendapatkan wanita atau laki-laki yang baik untuk mendampingi mu menjalani kehidupan ini.

You want know, How???

Kalo sudah serius nggak mau pacaran | jangan setengah-setengah | jangan malah cari #modus lain
Kalo bener-bener mau jaga diri sampe halal | sekalian jaga beneran | jangan bikin penyaluran lain yang maksiat
Inget pacaran itu haram bukan karena namanya | tapi aktivitasnya | khalwat (berdua-duaan), rayu dan sentuh yang belum halal dll
Lha kamu memang nggak pacaran lagi | tapi tetep aja smsan bertali kasih | mention-mentionan pake #modus | ya sama aja..
"Udah makan belom? " "jangan lupa shalat ya... " "aku bangunin nanti tahajjud ya.." | #modus yang penuh dusta, dusta, dusta
Nggak pacaran tapi main anter-anteran bonceng-boncengan | alasannya anterin dan jaga dia PP dari pengajian | ancuur =_=
Kasih perhatian ke dia, kasih perlakuan khusus ke dia | kamu kita itu halal, padahal itu jebakan syaitan
Kamu belum siap nikahin, tapi pacaran takut dosa | tapi tetep nggak mau kehilangan nikmat asyik-masyuk sama cewek | beginilah jadinya
Kamu belum siap dinikahin, pacaran takut dosa | tapi tetep mau diperhatiin dan dipuja cowok | #modus lagi jadinya
Alasannya konsultasi masalah kajian Islam, mau belajar Islam | tapi kenapa maunya sama cowok? harus sama dia? #moduuus tuh!
Katanya kamu mau berubah, alasanmu kamu perlu dukungan penyemangat | tapi kenapa harus dari cewek-cewek? #moduuus lagi!
Abis mention-mentionan, DM-DM-an, lanjut tuker no HP dan PIN, terus BBM-BBM-an, SMS-SMS-an | terus apa bedanya sama pacaran? #modus
Kalo kamu serius menyendiri karena Allah | kamu bakal nggak pernah cukup untuk cari perhatian Allah | bukan caper ke dia
Bukan nggak boleh interaksi sama lawan jenis | boleh aja kalo jelas urusannya | bukan buat-buat urusan ya, itu #modus
Bukan nggak boleh mention-mentionan | kalo ada hal yang jelas ya monggo | tapi jangan bikin-bikin hal, itu #modus
Dalihnya ta'aruf | udah datengin bapaknya belum? udah tentuin tanggal nikah belum? | kalo udah pun ta'aruf tetep ada aturannya
Jadi cowok harus berani bilang "inni akhafullah" (aku takut Allah) | kalo ngadepin cewek yang mau #modus | STOP sampai situ aja
Jadi cewek harus tega untuk STOP dan cuekin cowok yang #modus | apa kata dia atas sikapmu nggak penting | dia bukan siapa-siapamu kok
STOP me-#modus dan di-#modus | fokus untuk pantaskan diri aja | ngapain main-main maksiat?
Dakwahlah selagi bisa, ummat lebih perlu perhatianmu | selagi masih sendiri, tinggikan ilmu latih ibadahmu | hafalkan ayat-ayat Tuhanmu

Pintu maaf mohon dibuka atas rangkaian twit barusan | itu sedikit curahan karena sayang dan peduli | padamu dan agama kita

(Ustad Felix Siauw)

Yuuup, begitulah harusnya kita memulai mencari tulang rusuk kita yang hilang sebelum di temukan.
Yakinlah akan janjiNya.

“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula).”
(An Nuur: 26)

Inilah pengalaman saya, setelah pergi merantau mencari ilmu jauh keluar dari kota kelahiran saya dan mengkaji Islam Kaaffah. Saya semakin belajar bahwa dalam kehidupan umum, wanita memang harus menjaga iffah (menahan diri) dan izzah (kemuliaan), apalagi jika berinteraksi dalam kehidupan umum. Jangan kira itu mudah bagi saya untuk menjalankan nya, semua butuh proses dan niat azzam yang kuat, yach niat menjalankan syariatNya yang ternyata juga mengatur bagaimana wanita dan laki-laki yang bukan muhrim berinteraksi, dan itu semata-mata hanya ridlo Illahi yang di cari. #Bismillah

Dalam organisasi dakwah kampus kami, kepengurusan laki-laki (ikhwan) dan perempuan (akhwat) di pisah. Tidak ada komunikasi yang intens antara teman-teman ngaji, yang anggota nya ada yang laki-laki dan perempuan. Koordinasi sebuh acara bersama dengan audiens laki-laki dan perempuan, hanya melalui jalur satu pintu, antara ketua panitia laki-laki dan ketua panitia perempuan. Dan jika mereka berkoordinasi pun, tidak akan berdua-dua an (ber-khalwat) karena pasti akan di temani oleh salah satu dari kami (teman-teman perempuan) jika ketua panitia perempuan bertemu membahas teknis acara di rapat bersama dengan panitia laki-laki.

Kedengaran aneh ya, hehehe. Yach, memang seperti itulah ketat nya aturan interaksi dalam organisasi dakwah kampus yang saya ikuti. So, tidak ada yang nama nya akhwat atau ikhwan #modus atau PHP (pemberi harapan palsu) dalam hubungan personal di antara anggota kelompok ngaji kami saat itu. Jadi, tidak akan di temui ikhwan atau akhwat yang saling ber-message walaupun itu hanya pesan motivasi," Ukhti sholehah, minggu depan kita mau UAS, jaga kesehatan yach jangan lupa sholat malam nya". atau,"Semangat yach ukhti sholehah, UAS kali ini kita pasti bisa menjalani nya dengan nilai bagus".
Begitupun sebalik nya, tidak akan ada message galau akhwaters kepada ikhwan #modus yang sudah membuat angan-angan melayang melambung dengan pesan yang beda nya tipis antara perhatian kah atau ada 'rasa' kah???. # STOP Modus

So strict, sangat ketat saat itu kami (teman-teman ngaji perempuan dan laki-laki) di didik untuk menjaga interaksi dengan lawan jenis. Jika ada oknum yang melanggar, tidak segan-segan kami akan di tegur oleh senior yang juga guru ngaji kami, di nasehati dan jika tidak mengikuti aturan ya sudah, " monggo, silahkan antum ikuti kata hati sendiri dan jika ada orang lain (masyarakat) yang menegur jangan bawa nama kelompok pengajian kita lagi".

So stress, tidak bagi saya, yang dari dulu memang tidak nyaman melihat interaksi yang tidak terbatas (bebas) antara laki-laki dan perempuan. Saya memang tidak suka melihat laki-laki yang suka menebar pesona, begitu pun perempuan, dengan mengaji Islam Kaaffah saat itu, saya semakin sadar dan kagum ternyata Islam begitu sempurna. Islam mengatur juga bagaimana perempuan bersikap dan memuliakan nya menjadi seorang wanita yang terindah di dunia dengan selalu menuntun nya belajar menjadi seorang muslimah yang sholehah. #Amazing Muslimah from Allah SWT

So ordinary, jika dalam kelompok ngaji kami saat itu, antara ketua ( di majelis taklim kampus/fakultas atau acara-acara kepanitiaan) laki-laki dan perempuan akhirnya mereka berjodoh. Yach, interaksi yang kontinu walaupun dengan komunikasi yang sangat serius dalam berkoordinasi karena  jarang ada tatapan mata di antara lawan jenis, lebih banyak ghaudul bashar menundukkan pandangan dan tidak ada kalimat yang tidak berguna, jadi tidak ada haha hihi (baca. bercanda) jika para ketua itu sedang berkoordinasi. Semua harus dalam koridor syara' dan jika ada oknum yang melanggar, kembali ke tulisan saya di atas, akan di tegur dan di ingat kan lagi tentang aturan interaksi dalam Islam. Witing tresno jalaran soko kulino, karena dalam berkoordinasi akan terlihat sifat/karakter asli manusia ketika ada masalah dalam sebuah organisasi/acara, hal itu tentu akan memunculkan gharisah nau (rasa suka) ketika bertemu lawan koordinasi yang ternyata pas cocok untuk di jadikan teman bersama, pasangan sejati mengarungi kehidupan ini dalam sebuah hubungan yang halal dan suci. Begitu lah yang terjadi dengan @felixsiauw dan istri nya @ummualila, mereka adalah adik kelas saya di kampus dalam kelompok ngaji yang sama , dengan jabatan di organisasi majelis taklim fakultas saat itu  @felixsiauw sebagai ketua dan @ummualila adalah ketua kepengurusan putri (kadeputi) nya. #So Sweet

Mana jodohku  Gusti Allah?
Dulu, saya memang ingin menikah tepat waktu pas timing nya, yach pas saya sudah lulus kuliah pas saya sudah pernah merasakan bekerja dan pas juga ada pangeran berkuda putih nan sholeh berkantong tebal menjemput saya memberikan ijabsah. # PrayForIt, dongo sing kuenceeeeng....:)
Ga neko-neko, simple saja itulah saya. Sebelum dan sesudah mengaji Islam, saya memang tidak suka ngumpul-ngumpul ga jelas (baca. nongkrong) bercampur baur antara laki-laki dan perempuan.
Apalagi setelah mengaji Islam dan tinggal di sebuah rumah binaan dengan aturan pergaulan yang ketat antara laki-laki perempuan dan full di isi dengan kajian-kajian Islam.

-- Isy Kariman aw Mut Syahidan --
Hidup Mulia atau Mati Syahid


Motivasi nafsiyah
favorit saya hingga saat ini. Dulu, ketika saya membaca kalimat itu terkesan (oleh saya) tulisan itu mainstream sekali, menakutkan dan terkesan Islam tidak rahmatan lil alaamiin. Tapi itu dulu, setelah mengkaji Islam, dan belajar asbabun nuzul kenapa ayat-ayatNya di turunkan, saya baru menyadari bahwa hidup di dunia ini memang hanya untuk memuliakan dienNya atau mati syahid membela dienNya dan itu seharusnya menjadi pedoman hidup  seorang muslim.

Okay, kembali ke perjalanan  menemukan tulang rusuk saya. Sebelum umur 25 tahun, yach sebelum umur saya mencapai seperempat abad saya harus mengikat janji dalam mitzaqon ghalizaa dengan lelaki yang sholeh yang akan menjadi imam, teladan saya dan anak-anak untuk mencapai cita-cita mulia sebagai seorang muslim.

Dari aturan pergaulan antara laki-laki dan perempuan yang sedikit saya ceritakan di atas, tentu saya tidak akan bertemu langsung dengan pangeran berkuda putih nan sholeh itu sendiri tetapi melalui perantara. Ya, istilah nya mak comblang yang akan menghubungkan ta'aruf (perkenalan) antara laki-laki dan perempuan untuk nanti ke jenjang yang lebih serius yaitu khitbah (meminang) dan akhirnya menikah.

Dalam keseharian menjalani nikmat nafasNya saat itu, i'm happy be 'jomblo' akhwat. Seperti yang sering di sampaikan adik kelas saya, Ust Felix Siauw yang saat ini menjadi ustad favorit galauers karena motivasi-motivasi nya yang selalu makJlebbb. Yach, pantaskan diri sendiri untuk mendapatkan jodoh yang terbaik dariNya nanti, itulah nikmat nya belum menikah saat itu, dengan terus belajar belajar dan belajar Islam sambil menanti lelaki sholeh yang memang selalu saya pinta padaNya di setiap sujud fardhu dan sunnah.

Lamakah??? Alhamdulillah, menjelang 2 bulan usia saya 24 tahun. Datanglah mak comblang itu. Adik kelas (perempuan) ngaji yang sering menginap di kost, karena rumah nya di kota ini juga, aktivitas kuliah dan ngaji di kampus membuat nya sering menginap dan meminjam baju saya. Kebetulan kalau di rumah saya suka memakai baju rumah yang longgar dan pas sekali di badan nya yang lumayan subur. #Pissss yaa bunda 3Jagoan hehehe.

Alhamdulillah, tidak lama setelah ngobrol via gadged, kami pun saling bertukar CV dan foto via email, karena saat itu posisi nya ada di selatan pulau Kalimantan.

Hari yang di tunggu pun tiba, setelah kami saling melihat foto by email, seminggu kemudian dengan di antar adik kelas saya itu, kami bertiga bertemu di sebuah rumah makan. Ternyata dia berangkat dengan pesawat pagi untuk pertemuan itu, dan langsung pulang setelah mengucapkan kepastian menuju proses selanjutnya, " ku pinang engkau dengan Bismillah". #Oh,so sweet

Itu adalah pertemuan pertama kami, dua minggu kemudian dia (yang di mata saya sangat lelaki, hehehe) datang ke rumah orang tua saya dari kalimantan ke madiun dengan maksud meminta anak gadis nya ke bapak saya. Dari rumah saya di Madiun, dia pulang ke rumah nya di Kudus, tiga hari kemudian datanglah keluarga inti nya ke rumah saya.  Setelah saya balik ke Bogor dan dia ke kalimantan, di tentukan lah hari pernikahan kami. Menjelang hari H, seminggu sebelum nya datang lagi dia dengan keluarga besar nya mengantarkan sembako, uang dan perhiasan untuk acara walimahan di rumah saya. #Masya Allah Wallahu Akbar

Hari H pun tiba, jika di hitung saya dengan suami  bertemu setelah ta'aruf sampai sekarang proses akad nikah hanya empat kal dalam waktu tiga bulan. Alhamdulillah, akhirnya tepat di usia saya 24 tahun 1 bulan saya sudah menemukan tulang rusuk saya, pasangan yang telah menjadi imam saya dan anak-anak hampir sembilan tahun ini. 

Memang, kalau di ingat kembali rasa nya mustahil tidak mungkin, tapi itulah skenarioNya. Dan sampai saat ini pun saya tak pernah berhenti bersyukur atas banyak nikmat yang di berikanNya kepada keluarga saya ini.
Setelah ikut ke kalimantan selama sembilan bulan, akhirnya setelah empat tahun suami saya nguli di sana,  mendapatkan surat mutasi ke kantor pusat di Jakarta.

Alhamdulillah saat ini kami baru di beri empat amanahNya (pengen nya punya banyak anak ^_^ ) . Bersama jodoh yang sudah di berikanNya saat ini, dengan  aktivitas suami saya saat ini, sebuah aktivitas yang tidak lazim mungkin untuk orang seumuran nya, yach menjadi pewaris para nabi, itulah aktivitas suami saya, belajar menjadi ulama di sela kesibukan nya nguli numpang hidup di Jakarta ini. # La Haula wa La Quwwata Illa Billah

Fa-biayyi alaa'i Rabbi kuma tukadzdzi ban
Maka Nikmat Tuhan mu yang manakah yang engkau dustakan?

{ Surat Ar-Rahman}


"Begitu banyak nikmatNya yang sudah di berikan Allah Maha Pemurah dan Maha Kuasa kepada saya
Dengan pasangan hidup yang diberikanNya menjalani nikmat umurNya ini
Doa yang selalu saya minta padaNya
Bersama nya (jodohMu) jadikan hidup hamba yang singkat di dunia fana ini
Isy Kariman Aumut Syahidan
Hidup mulia atau mati syahid"




tulisan ini disertakan dalam Giveaway Novel Perjanjian yang Kuat

4 komentar:

  1. tulisan yg sangat bagus dan membuat aku *MAKJLEB hehheeheh...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe...*MakNjleeeebb
      Maturnuwun kunjungan nya ya mbak Icha....^_^

      Hapus
  2. Subhanallah Bun, udah empat masih pingin lagi ya.. semoga barokah ya. Makasih sudah ikut GA saya :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Insya Allah, kalo diberikan lagi amanahNya....dgn senang hati menerima nya,bund...:)
      Aamiin Yaa Robbal Alaamiin...
      Sami2 bu...Maturnuwun event GA nya...^_^

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...