Jumat, 24 Oktober 2014

Salam Hangat Tetap Semangat Wahai Ibu Hebat

Dari Abi Umamah ia berkata: “Ada seorang lelaki berkata: “Ya Rasulullah, apakah hak kedua orang-tua atas anak mereka?” Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: ”Keduanya (merupakan) surgamu dan nerakamu. (HR. Ibnu Majah)

Hadist di atas adalah pengingat kita, sebagai orang tua dalam mendidik anak-anak pada saat ini di mana agama (kebetulan saya adalah muslim) sudah tidak di terap kan dalam kehidupan sehari-hari.

Pfhhhhh.....
Saat ini, melihat tayangan berita di televisi tentang kondisi terkini, membuat hati menangis dan sedih. Kerusakan moral yang semakin banyak, tidak hanya  terjadi pada usia remaja saja tetapi sudah menjangkau usia SD dan prasekolah (PAUD).
Kekerasan seksual anak, kenakalan anak sampai pembunuhan anak yang dilakukan oleh teman nya yang juga masih anak-anak. Astaghfirullah.

Fakta-fakta yang sudah terjadi di sekitar kita itu adalah pekerjaan rumah buat pemerintah, lingkungan dan keluarga.

Di lingkungan keluarga, peran terpenting mendidik anak-anak adalah kedua orang tua, ibu dan bapak. Saya sengaja tidak menulis, hanya ibu lah yang berperan mendidik anak, karena (menurut saya) peran bapak juga penting untuk membentuk karakter seorang anak.

Ketika seorang perempuan sudah melahirkan seorang anak, maka dia sudah menjadi ibu. Dan Islam pun memulikan posisi perempuan yang sudah menjadi ibu.

Rasulullah saw bersabda:“…Tak ada seorangpun perempuan yang hamil dari suaminya, kecuali ia berada dalam naungan Allah azza wa jalla, sampai ia merasakan sakit karena melahirkan, dan setiap rasa sakit yang ia rasakan pahalanya seperti memerdekakan seorang budak yang mukmin. Jika ia telah melahirkan anaknya dan menyusuinya, maka tak ada setetes pun air susu yang diisap oleh anaknya kecuali ia akan menjadi cahaya yang memancar di hadapannya kelak di hari kiamat, yang menakjubkan setiap orang yang melihatnya dari umat terdahulu hingga yang belakangan. Selain itu ia dicatat sebagai seorang yang berpuasa, dan sekiranya puasa itu tanpa berbuka niscaya pahalanya dicatat seperti pahala puasa dan qiyamul layl sepanjang masa. Ketika ia menyapih anaknya Allah Yang Maha Agung sebutan-Nya berfirman: ‘Wahai perempuan, Aku telah mengampuni dosa-dosamu yang lalu, maka perbaruilah amalmu’.” (Mustadrak Al-Wasail 2: bab 47, hlm 623)

Daaaan....
Dengan adanya dunia lain selain dunia nyata, yaitu dunia maya. Informasi yang dibutuhkan ibu untuk mendidik anak-anak nya sesuai dengan karakter yang di inginkan sangat mudah di dapat. Dengan bantuan mesin pencari mbah google, seorang ibu bisa saling berbagi informasi tentang tumbuh kembang anak dan cara mendidik anak.
Itu untuk hal yang positif nya.

Daaaan...
Ketika saya baru membuka salah satu dari tiga akun sosmed ( fb, twitter dan blog) yang saya miliki, di beranda nya muncul aktivitas-aktivitas yang saling bertolak belakang dan (menurut saya) ada muatan tersembunyi dari status dan foto yang di upload teman saya itu *halaaah, sok tahu saya hehehe*
Kebanyakan teman-teman di sosmed saya memang ibu-ibu, jadi yang di tulis mereka tidak jauh dari dunia parenting dan obrolan sehari-hari ibu-ibu.

A ==> " Horrray, asyiiik jalan-jalan di bawah mekarnya bunga sakura" (Status seorang teman yang kebetulan WM)

B ==> " pagi-pagi nyopir antar anak-anak sekolah, owh nikmat nya menjadi seorang ibu di rumah" ( Status seorang teman yang kebetulan FTM)
Monggo, silahkan masing-masing memiliki persepsi sendiri untuk dua status di atas, bebas dan boleh-boleh saja.

menurut saya, dua status itu bisa bermakna berbeda ketika di baca oleh ibu yang kebetulan tidak di posisi yang sekarang mereka miliki.
Iyeeees, itulah negatif nya dunia maya.

...Dulu, kami saling menguatkan saat nyinyiran soal ibu bekerja itu datang. entah dari status facebook atau tulisan blog teman yang terbaca oleh kami. sebentar lagi situasi akan berubah, kami akan berada pada 'kubu' yang berbeda. Inilah saatnya kami membuktikan komitmen bahwa kami saling menghargai dan menyemangati (hal 158, Farewell Dua Mama, catatan mama Arin, Mommylicious)

Sebelum membaca quote keren dari mama Arin, saya sudah setahun lebih tidak menulis status di sosmed yang saya miliki tentang keseharian saya sebagai FTM. Begitupun tentang dokumentasi pribadi (anak-anak dan keluarga),  sudah dua tahunan tidak saya upload terutama di fesbuk.

Ada beberapa hal yang akhirnya saya memang harus bisa berinteraksi yang positif di dunia maya. Salah satunya ketika membaca status salah satu teman saya di fesbuk.

Tetap bijak dalam bertutur di sosial media. Karena selain malaikat yg selalu mencatat, akan ada byk orang yg siap2 capture/screenshot postingan kita. Bahkan smpai kita meninggal, smua apdet status dan komen2 kita akan tetap ada dan bisa dilihat siapa saja. Ya kan? (Ihsanul Muttaqien status)

Betuuull....
Sikap itulah yang seharusnya di miliki oleh kita, para ibu ketika berinteraksi di dunia maya. Tidak ada status ataupun komen yang akhirnya melukai masing-masing kubu. Selalu saling menghargai posisi yang dipilih saat ini dan pastinya saling mensuport pilihan masing-masing.

Karena memang tanpa kita sadari, sejak zaman Rasulullah ada beberapa shahabiyah yang juga berprofesi di kehidupan umum (bermuamalah) seperti Asy-Syifa binti Abdullah (Seorang guru salah satu murid nya adalah Hafshah binti Umar bin Khattab, perawi hadist, ahli pengobatan khususnya kejiwaan, ahli ruqyah), Fatimah binti Yahya (Seorang guru yang hidup pada abad ke- 9 H, ahli hadist dan mujtahidah) , Asma binti yazid (seorang guru, perawi hadist dan ahli fikih) dan masih banyak lagi kita temukan peran muslimah di kehidupan umum, jika kita mempelajari siroh/sejarah tentang kejayaan peradaban Islam selama 14 abad.

Kita masih membutuhkan kelembutan tangan dan lisan yang keibuan seorang perempuan di kehidupan umum. Begitulah keadilan Islam, mubah nya seorang wanita bekerja di luar rumah, harusnya kita (perempuan) apresiasi untuk memberikan ilmu (keahlian) yang kita  miliki  untuk kemaslahatan umat.

Akhirnya....
Ketika saat ini saya ada di posisi bekerja di rumah. Alhamdulillah diberikan (baru) empat amanahNya adalah amanah yang berat di jalani di jaman ini. Sistem kehidupan yang cenderung sekuler berkiblat ke kehidupan barat yang bebas. Selama puluhan tahun, mencapai klimaksnya saat ini dengan banyak nya degradasi moral yang di lakukan oleh anak-anak generasi muda negeri ini.

Bismillah, inilah empat amanahNya yang dititipkan kepada saya dan suami
Foto. dokumentasi pribadi
Tugas mendidik anak tidak bisa seratus persen dalam pengawasan saya, untuk itulah ke-empat anak amanahNya sudah saya ikutkan belajar di sekolah (berbasis agama yang di kelola komunitas) untuk belajar dengan ibu guru yang sholehah.
Para ibu guru yang sudah menikah dan memiliki anak, tentu nya harus bisa me-manage waktu antara mendidik anak sendiri dan anak-anak ibu yang lain.
Hal itulah yang membuat saya mempunyai empati dengan keadaan WM, dan mencoba sangat menahan diri untuk tidak membuat status yang mengundang perih di hati ibu-ibu yang tidak pada posisi saya (FTM). *sakitnya tuch di sini <--- nunjuk mata, karena terlanjur membaca, hehehe*

Tak lupaaa....
Saya selalu doakan kepada anak-anak kita kepada Allah Yang Maha Besar
Yaa Hafizh Yaa Waliyy Yaa Malikul Mulk
Engkaulah Maha memelihara, Maha melindungi dan Maha menguasai alam semesta
Tiada daya dan upaya dari segala rupa kedholiman di dunia

Selain kami bergantung hanya padaMu
Jadikanlah anak-anak kami selalu mendapat petunjukMu
Untuk berjalan di jalan lurusMu
Lindungilah amanah-amanahMu ketika tidak bersama ibunda nya
Jauhkanlah anak-anak dari segala bujuk rayu syetan yang selalu menggoda
Ya Allah, Yaa Tuhan kami berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan akhirat
Serta peliharalah kami dari siksa api neraka
Aamiin Yaa Robbal Alaamiin


Salam hangat dan tetap semangat wahai semua ibu yang hebat.
Tugas kita mengantar anak-anak masih panjang, marilah kita saling berbagi kebaikan fastabiqol khairot. Semoga sedikit kebaikan yang bisa kita berikan di catat oleh malaikat, karena inilah kodrat yang sudah di takdirkan olehNya, menjadi ibu yang selalu dituntut jaman untuk tetap belajar ilmuNya.

Tulisan ini diikutsertakan dalam GA Every Mom Has A Story #stopmomwar








16 komentar:

  1. hadist diatas membuat merinding mak...
    Farras nama anak pertama saya mak.. hehe..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak Santi....Smg menjadi pengingat kita krn anak2 adalah investasi kita sebenarnya hidup di dunia, aamiin
      Hehehe...Tosss, mbak krn kita sama2 emak e Farras

      Hapus
  2. Betul mba..harus bijak juga ya pasang status. dunia maya ya ngga jauh beda dg dunyat. TFS..eh nama anak saya juga ada fathin nya. Tapi dia laki2. salam kenal

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sami2 mbak Kania....maturnuwun sdh berkunjung ke blog sy (soal nya sy jarang silaturahim ke blog emaks blogger, nyuwun sewu nggih maks)

      Salam kenal jg.....Tooos jg ya mbak, krn kita sama2 emak e Fathin, hehehe

      Hapus
  3. wah.., akhirnya, eunak baca tulisannya, karena fontnya jelas dan enggak kabur :). Mbak, senang baca tulisan ini, dan akhir-akhir ini saya pun memang menarik diri dari berbagi status di media sosial. kalau pun punya pendapat, lebih baik saya tulis di blog, karena kalau di blog, adalah pilihan orang lain mau mampir dan membacanya atau tidak. beda kalau nulis di status FB, semua teman bisa membacanya. itu menurut saya lho. Pamer diri merasa posisi kita sudah paling benar adalah salah satu bentuk rasa kurang aman pada posisi yang kita miliki saat ini, baik itu FTM atau pun WM. itu dari sudut pandang saya :). Semoga sukses GAnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maturnuwun masukan nya utk blog sy mbak reny....:)
      maturnuwun jg utk tambahan advice nya, untuk bijak berinteraksi di dunmay....<3

      Aamiin YRA.....^_^

      Hapus
  4. semua yang dijalani oleh para Ibu itu pilihan, ada konsekuensinya. Yang terpenting bahagia dengan pilihannya, jadi bisa membesarkan buah hati dengan bahagia juga yah Mbak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bahagia dan ending nya reward jannahNya ya mbak Oci, Bismillah....:)

      Hapus
  5. wah anaknya keren bisa selang seling gitu cewecowo ..hahahaha

    BalasHapus
  6. Semoga mendapatkan keberkahan u semua keluarga (y)

    roaming

    BalasHapus
  7. hahha :d semoga dapat barokah untuk keluarganya :D hehe...

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...