Rabu, 19 Februari 2014
(Resensi Buku) The True Hijab
Hijab, sebuah kata yang beberapa tahun ini booming dan entah siapa yang pertama kali mengatakan nya. Dengan memakai kata hijab, seolah tak ada lagi perbedaan yang mencolok apa arti jilbab dan kerudung yang sesuai dengan syariatNya. Seperti nya masing-masing view yang selama ini pro-kontra tentang definisi jilbab ini, adem sejenak melihat fenomena muslimah di negeri ini yang ramai-ramai berhijab.
Suatu senin pagi di KRL Commuter line Bogor-Jakarta, berdiri di hadapan saya muslimah berbusana seperti ini: tubuh di bungkus jumpsuit merah menyala di balut cardigan denim biru. Kepala di tutup turban bercorak pelangi. Sepotong ciput antem (anti tembem, red) hijau toska membungkus lehernya. Bros bunga besar nangkring tepat di pojok kanan atas telinga. Sebentuk wedges etnik warna krem membalut kakinya. Tak lupa polesan bedak di pipi plus gincu soft pink di bibir nya.
Saya membatin ‘kreatif’ sekali ya muslimah ini. Dia terlihat cantik dan styles. Sudut hati saya yang lain berbisik : sebenarnya yang lebih tepat di sebut kreatif itu ya para desainer busana muslim. Bisa-bisa nya menciptakan desain-desain unik sedemikian rupa. Mendadani muslimah ala manequin bernyawa. Tapi apa begini cara berbusana muslimah?
Fenomena muslimah berhijab saat ini, memang menggembirakan sekaligus bikin galau. Gembira, karena sekarang jilbaber seperti saya tak lagi merasa terasing di negeri sendiri. Berhijab bahkan jadi trend. Para muslimah tak lagi enggan mengenakan busana yang di anggap simbol kefanatikan itu. Ya, idealnya memang begitu. Beragama ya harus fanatik. Asal jangan fanatik buta. Sekadar ikut arus trend tanpa ilmu.
Jujur, para penulis buku ini tidak antipati dengan tren hijab style. Justru, kami kagum dengan hijrahnya saudari muslimah kita yang dahulu masih belum menutup aurat, kini sudah menjalankan kewajiban untuk menutup aurat. Tapi, ternyata banyak saudari muslimah kita yang berhijab itu masih ingin menonjolkan kecantikan memakainya, daripada parameter syar’i yang harus di jalan kan.
Buku ini adalah rangkuman kisah-kisah para ¨pejuang¨ hijab dalam mempertahankan idealisme berjilbab syar’i. Saya berani katakan ¨pejuang¨ karena di antara para penulis buku ini adalah pelopor jilbab di lingkungannya pada zamannya. Jujur, sebenarnya saya dan sebagian teman-teman penulis di buku ini merasa malu berbagi masa ‘berhijrah’. Hati kecil saya berkata, apakah ini layak. Sebab kami yakin, masih banyak muslimah-muslimah di luar sana yang lebih layak disebut ‘pejuang’ hijab syar’i dengan beribu kisah yang tak kalah inspiratif.
Tapi, akhirnya kami kembali pada niat: mengampanyekan hijab syar’i. Kalau tidak dimulai sekarang, kapan lagi!
Hijab sepanjang masa, perintah berkerudung dan berjilbab adalah tuntunan Allah SWT kepada seluruh nabi. Seluruh umat manusia. Dan tidak ada alasan menolak kerudung dan jilbab. Itulah tulisan Ibunda Ustadzah Irena Handono, yang berkenan memberikan pengantar dalam buku ‘The True Hijab’
Ingin lebih banyak membaca dan penasaran dengan kisah ke – 18 penulis nya. Yuk, sobat DRISEr gpl yach, wees ga pake lama segera miliki buku ini dan jadikan koleksi kamu. { Ummu Fathin}
PROFIL BUKU
Judul : The True Hijab : Kisah Inspiratif Para Jilbaber Syar’i (Based on True Story)
Penulis : Asri Supatmiati, dkk
Penerbit : Mozaik Indie Publisher
Karya dari : Komunitas Belajar Menulis
Harga : Rp. 38.000
Tulisan ini di muat di kolom resensi majalah remaja Islam D'Rise edisi Februari 2014. Monggo, temans yang berminat untuk mengkoleksi majalah remaja Islam ini segera fanpage Majalah Remaja Islam D'Rise.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Cieee..... selamat atas dimuatnya resensi ini, Mbak Siti. :) Ira
BalasHapusHehehehe....waduuuh komen njenengan ki lho gawe aku isin ta
HapusUadoooh di banding penulis traveller majalah&koran nasional
Weees aku rapopo....proud u mbakyu <3
selamat ya mbak
BalasHapusMaturnuwun....:)
Hapus