Rabu, 10 Juni 2015

[Wisata Kuliner Jawa Tengah] Kudus : Berbagai Makanan Maknyuus Yang Tak Bisa Membuat Badan Kurus

" ..makanan enak di lidah, bukan karena panggilan perut (yang perlu di isi) secukupnya dan masuk terus (ke perut), maka jangan salahkan lemak yang nyaman nempel di badan..:D "
Itulah pengalaman bukan saya....
Hampir sepuluh tahun menjadi bagian dari masyarakat Kudus, kuliner Kudus telah berhasil menambah 15 kg lemak nempel di badan. Bukan nya tidak ada ikhtiar untuk mengurangi lemak-lemak itu, tetapi godaan mata dan bau (kuliner) berhasil menambah lagi lemak 1 - 2 kg di badan setelah diet berminggu-minggu yang sudah saya lakukan. #hiks...

Saat ini saya dan keluarga tidak tinggal di Kudus, namun kuliner Kudus masih menjadi favorit makanan di rumah karena lidah pak bos (suami) tidak pernah bisa merasakan maknyus nya masakan kalau itu tidak di masak dengan bumbu khas tempat lahir nya, Kudus.

Ketika mbalik ndeso ke Kudus dan hajat badan meminta untuk di penuhi. Memasuki kabupaten Kudus, setelah jembatan perbatasan Demak - Kudus arah lurus ke jalan Agil Kusumadya, di kanan kiri jalan banyak pilihan kuliner yang bisa di pilih. Dan yang menjadi ikon di jalan ini adalah garang asem di rumah makan Sari Rasa. Dengan fasilitas parkir mobil yang luas dan  mushola yang di sediakan pemilik rumah makan, membuat rumah makan ini tidak pernah sepi oleh penikmat kuliner.


Gambar di ambil di sini 
Jika ingin menikmati makanan soto Kudus, tempat makan di Taman Bojana bisa menjadi pilihan menikmati kuliner yang sudah menjadi ikon Kudus tersebut. Kurang lebih 1 km setelah jalan Agil Kusumadya, jalan terus sampai nanti ketemu alun-alun kota Kudus, Simpang Tujuh. Nah, Taman Bojana terletak tepat di sebelah kiri kantor Bupati kabupaten Kudus. Di Taman Bojana banyak pilihan kuliner Kudus selain soto Kudus, seperti pindang kerbau atau ayam dan sop kerbau.

Gambar di ambil di sini
Selain garang asem, soto Kudus, pindang kerbau atau ayam di Kudus juga ada kuliner yang sangat di kenal oleh masyarakat dan harga nya sangat terjangkau, yach ada nasi tahu (sego tahu) dan lentog tanjung. Di sepanjang jalan utama di kota Kudus sangat mudah mencari dua kuliner rakyat yang biasa nya membuka warung nya di pinggir jalan. Jika hari mulai sore, sepanjang jalan Sunan Kudus (daerah Menara Kudus) di kanan kiri nya di penuhi oleh gerobak kuliner yang kebanyakan mereka menjual nasi tahu.

Gambar di ambil di sini 
Setiap pulang ke Kudus, walaupun sebentar kami tak lupa untuk keluar rumah menikmati kuliner Kudus yang rasa nya memang maknyus. Padahal kuliner mak- e di rumah rasa nya pun tak kalah maknyus, hehehe. Beda tempat beda harga yach itu sudah menjadi rumus  pedagang kuliner ketika berjualan. Bagi penikmat kuliner seperti saya, kadang harga bisa menjadi masalah. Mengapa? Karena mempunyai anak yang banyak jadi itung-itungan nya  lebih teliti. Hmm, agak betul sih tapi yang kadang menjadi pertimbangan saya dan suami adalah selisih harga, beda tempat tentu harga nya juga beda ternyata setelah dimakan  maknyus nya sama. Hehehe

Mungkin buat teman-teman penikmat kuliner bisa mencoba pergi ke pasar tradisional yang paling ramai di daerah yang kita tuju. Nah, pasti di sana ada kuliner yang maknyus yang selalu di jadikan tempat jujukan (kedatangan) orang-orang ke pasar selain untuk belanja sembako.

Begitupun di Kudus, pasar Kliwon adalah pasar tradisional terbesar di Kudus dan karesidenan Pati. Pasti, di pasar kliwon ada warung makan yang paling enak dan itu bisa di lihat dari banyaknya para penikmat kuliner yang makan di warung tersebut.

Gambar di ambil di sini
Saya dan suami, sudah mempunyai langganan warung makan yang maknyus di pasar kliwon. Menu yang biasa nya kami pesan adalah dua porsi sop kerbau. Di tambah perkedel kentang dan paru goreng, tak lupa dua gelas es teh manis dan harga nya sama dengan harga satu porsi makanan dengan tambahan nya satu (perkedel kentang atau telur puyuh) dan satu gelas es teh manis di rumah makan. hehehe. Lumayan bukan selisihnya, bagi teman-teman yang jalan-jalan travelling dengan dana  pas-pas an, selisih harga tadi bisa di pakai untuk membeli oleh-oleh dan suvenir khas daerah tersebut.

Gambar di ambil di sini
Selain pasar Kliwon, pilihan kuliner yang maknyus juga ada di pasar Piji yang lebih di kenal dengan nama pasar Dawe. Warung makan bu haji, posisi nya di depan dan mudah untuk di cari adalah pilihan kuliner maknyus di pasar tersebut. Banyak nya pilihan menu, mulai sop kerbau, sayur lodeh, nasi rames, nasi pecel dan berbagai pilihan lauk membuat warung bu haji tak sepi oleh pembeli.
Seperti saya dan suami ketika awal tahun ini pulang ke Kudus menjemput anak-anak yang sudah liburan lebih dahulu di rumah mbah nya di Kajar, Dawe.
Setelah bis menurunkan kami di terminal, saya dan suami naik angkot ke Dawe dan berhenti sebentar di pasar untuk sarapan pagi di warung bu haji. Satu porsi nasi rames dengan lauk bakwan sayur dan satu gelas es teh manis cukup lima ribu saja. Hmm, terjangkau bukan.

Satu-satu nya (menurut saya) kuliner Kudus yang khas dan hanya di jumpai di Kudus adalah sate kerbau. Selama saya dan keluarga tinggal tidak di Kudus, belum pernah melihat warung yang menjual menu sate kerbau ini. Jika penikmat kuliner ingin mencicipi sate kerbau yang maknyus, langganan saya dan suami adalah sate kerbau Piji. Letak nya tidak jauh dari pasar Piji atau pasar Dawe, dari pasar ambil jalan ke arah Colo. Jangan lupa perhatikan plang (penunjuk jalan) di kiri jalan 'Jual Sate Kerbau', belok ke gang tersebut, lima rumah dari jalan raya, itulah rumah penjual sate kerbau nya. Waktu buka nya sore hari sekitar jam lima sore .

Foto koleksi pribadi


Silaturahim dan Kuliner

" Barang siapa yang suka di luaskan rezekinya dan di panjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali sitaturahmi"
[HR. Bukhori dan Muslim]
Apakah ada hubungan nya? Hehehe, ada ga ya. Dalam kebiasaan orang Jawa dan juga adab seorang muslim, menjamu tamu adalah memberikan makanan dan minuman sesuai dengan kemampuan nya. Apakah teman-teman pernah mengalami melihat sugatan (sajian) tuan rumah yang banyak sekali sampai bingung apa bisa muat semua nya kalau di makan. Alhamdulillah, saya pernah melihat dan merasakan tuan rumah yang menjamu tamu nya all out semua yang di punyai di sajikan, semoga Allah melimpahkan rizkiNya kepada tuan rumah yang sudah menjamu tamu nya dengan baik, aamiin.

Jika teman-teman silaturahim ke Kudus, berarti teman-teman juga akan menikmati sajian makanan dari tuan rumah yaitu makanan-makanan khas Kudus. Nah, kadang-kadang menikmati kuliner memang tidak harus dengan mengeluarkan uang, yach dengan silaturahim kita bisa juga menikmati kuliner khas daerah teman yang kita kunjungi rasa bayar aka gratis, hehehe.

Begitu pun jika saya menjamu tamu, makanan-makanan kuliner Kudus adalah pilihan menu yang resep nya mudah untuk di bikin sendiri. Setelah mengamati mak-e di pawon nya ketika mbalik ndeso, ada empat bumbu yang pasti ada di setiap makanan yang di masak. Kuliner khas Kudus selalu memakai bawang merah, bawang putih, kecap (untuk kecap yang paling di minati masyarakat Kudus karena rasa nya yang khas adalah kecap THG dan lele) dan cabe rawit. Seperti nya sederhana ya bumbu nya, tapi jangan salah makanan-makanan yang di masak mak-e rasa nya maknyus tak kalah dengan kuliner Kudus yang di jual di warung makan. #PromosiMasakanMak-e....:D

Saya akan menuliskan resep-resep kuliner Kudus buat teman-teman. Resep yang menurut saya sangat mudah di bikin dan bisa di sajikan dengan tidak cepat.

Soto Kudus
Bahan yang di butuhkan adalah ayam kampung yang sedang (tidak muda dan tidak tua umur nya), bawang putih, bawang merah, kemiri, garam, gula, bumbu kaldu (boleh pakai atau tidak tergantung selera). Bahan pelengkapnya adalah tauge, kentang goreng (jika suka), seledri, cabe merah rawit (untuk sambal).
Cara membuat nya, bawang putih (ukuran besar) kurang lebih sepuluh siung di iris tipis-tipis dan di goreng hingga kecoklatan kemudian simpan di dalam wadah yang tertutup. Bumbu yang di haluskan bawang merah enam butir, kemiri 3 butir, garam dan gula (sesuai selera). Ayam kampung di potong menjadi delapan bagian dan di cuci bersih, biasa nya saya akan membagi dua bagian. Sebagian saya masak dan sebagian saya simpan di lemari es. Siapkan panci untuk menumis bumbu yang di haluskan, masuk kan minyak goreng secukup nya  untuk menumis bumbu yang di haluskan, kemudian masuk kan ayam kampung yang sudah di potong-potong, aduk-aduk sampai rata dengan bumbu, kemudian masuk kan air sekitar dua liter tambahkan juga dua sendok makan bawang putih goreng. Tutup panci dan masak kuah soto sampai ayam empuk, jika air nya menyusut tambah kan lagi air dan jangan lupa tambahkan garam dan gula sampai rasa nya pas maknyus. Bahan sambal nya, goreng tiga butir bawang merah dengan 5-7 cabe rawit merah setengah matang. Kemudian haluskan dan tambahkan dengan tiga sendok makan kecap manis. Cara penyajian nya (sesuai selera ya...) masuk kan tauge (rendam dalam air panas dan tiriskan), seledri, kentang goreng (jika suka) dan bawang putih goreng secukupnya, tambahkan juga ayam yang sudah di goreng dan di suwir-suwir, siram dengan kuah soto. Monggo, soto Kudus (sederhana ala saya...) siap di nikmati.

Foto koleksi pribadi

Sop Kerbau
Bahan yang di butuhkan adalah daging sapi/iga sapi (kalau di Kudus daging kerbau yang di jual oleh para pedagang di pasar) sekitar dua ons, daun kol (kobis), tauge, daun bawang, wortel, seledri, merica, bumbu kaldu (boleh pakai atau tidak tergantung selera), bawang merah,bawang putih, garam dan gula (takaran sesuai selera).
Cara membuat nya, masak daging sapi sampai empuk, buang air nya, kemudian masak lagi dengan satu setengah liter air, masuk kan wortel dan daun bawang yang sudah di potong-potong. Bawang merah sepuluh butir dan bawang putih enam butir di iris tipis-tipis kemudian di goreng sampai kecoklatan. Siap kan cobek, masuk kan bawang merah dan bawang putih yang di goreng, tambahkan garam, gula dan merica (jika tidak mau pedas, sedikit saja merica nya) kemudian ulek sampai halus. Masuk kan ke panci yang sudah ada daging sapi tadi, aduk-aduk dan cicipi tambahkan garam dan gula sampai rasa nya pas maknyus. Bahan sambal sama seperti membuat sambal untuk soto Kudus. Cara penyajian, masuk kan daun kol, seledri dan tauge (yang sudah di siram air panas dan di tiriskan) secukupnya, potongan daging sapi kemudian siram dengan kuah sop. Monggo, sop kerbau (sederhana ala saya...) siap di nikmati.

Foto koleksi pribadi

Lodeh ayam
Bahan yang di butuhkan ayam kampung yang sedang (tidak muda dan tidak tua umurnya), bawang merah, bawang putih, jahe, kunyit, kemiri, garam, gula, kecap, santan instan 120 ml dan daun jeruk. Cara membuat nya, masuk kan sebagian ayam yang sudah di potong dan dicuci ke dalam dua liter air, masuk kan daun jeruk 3 lembar dan garam secukupnya dan masak sampai ayam empuk. Siapkan bawang merah 8 butir (di iris tipis), bawang putih 5 butir (di iris tipis), kemiri 3 butir, jahe 2 cm, kunyit 1 cm. Kemudian siapkan penggorengan yang sudah di beri minyak goreng, masuk kan bumbu-bumbu tadi dan goreng sampai hampir matang (jangan terlalu kering/matang). Siap kan cobek, jahe di keprek dan masuk kan ke dalam panci yang isi nya ayam tadi, selain jahe di uleg sampai halus kemudian masuk kan ke dalam panci. Jika air dalam panci menyusut, tambahkan lagi sampai 1,5 liter dan tambahkan santan instan aduk-aduk sampai mendidih, masuk kan kecap manis secukupnya (sesuai selera). Jangan lupa cicipi tambahkan garam dan gula sampai rasa nya pas maknyus. Monggo, lodeh ayam kampung khas Kudus (sederhana ala saya...) siap di nikmati.

Foto koleksi pribadi

Lodeh Terong
Entahlah bagaimana cerita nya nama masakan ini di sebut lodeh terong. Selain lodeh ayam ada juga lodeh terong kata suami saya, hehehe. Kuliner Kudus yang maknyus dan sederhana cara pembuatan nya, ternyata menjadi favorit (kata nya, hehehe...) suami dan teman-teman di apartemen saat suami saya belajar ke negeri van oranje, Belanda. Cara pembuatan nya sangat sederhana, selain terong bisa juga di tambahkan cabe merah keriting atau cabe ijo keriting (sesuai selera). Jika tidak ada terong bisa di ganti tahu (yang sudah di goreng) nanti nama nya jadi lodeh tahu, hehehe.
Bumbu-bumbu nya adalah bawang merah, bawang putih, garam, gula, kecap, santan instan. Siapkan penggorengan, masuk kan minyak goreng. Setelah panas masuk kan  bawang merah dan bawang putih yang sudah di iris-iris, aduk-aduk sampai setengah matang, kemudian masuk kan terong dan cabe. Aduk-aduk terus sampai terong layu dan empuk, masuk kan santan instan dan air secukup nya. Masuk kan garam, gula dan kecap cicipi sampai rasa nya pas maknyus. Monggo, lodeh terong (sederhana ala suami saya...) siap di nikmati.

Foto koleksi pribadi


Slrrpppp.....
Monggo di lap dulu (jika ada air liur yang hampir menetes), hehehe.
Walaupun, saat ini kami menjadi urbaner's bagian warga urban yang mencari sesuap nasi dan segenggam berlian di megapolitan Jakarta. Makanan kuliner Kudus sudah menjadi bagian penting di lidah kami. Begitupun suami saya, mungkin lidah nya lebih sering mencicipi kuliner berbagai daerah di Indonesia dan mancanegara. Kuliner Kudus masih lah paling pas maknyus di lidah nya. #BukanAgakLebay hehehe.

Alhamdulillah lebaran sebentar lagi. Marhaban yaa Ramadhan Kareem.
Semoga Allah masih memberikan nikmat rizki dan umurNya, sehingga kami bisa silaturahim ke rumah mbah nya anak-anak di lereng gunung Muria, Kudus...aamiin

Daaan...
Kuliner Kudus masakan mak-e dan masakan pawon rumah orang (baca. warung) siap menanti kami.
Aaah, kalau seperti ini bagaimana saya bisa kurus.....#hiks




6 komentar:

  1. Kalau ngomongin tentang wisata kuliner itu memang gak bisa bikin kurus... mulut gak bisa berhenti icip icip sana sini :D

    wikimodis

    BalasHapus
  2. waw... patut dicoba ini tempatnya ... kbtula aku suka kuliner ^^

    BalasHapus
  3. Mba info dong diman beli lauk2 mateng di kudus . Dgn banyak pilihan . Kebetulan Aku br 2 bulan disini dan bener2 merantau sendiri sm suami . Jd bingung bgt -_-

    BalasHapus
  4. Sugeng rawuh teng Kudus, mbak Restri....^_^
    Kalau mau banyak pilihan ke pasar saja mbak...bisa ke pasar kliwon (yg terbesar di Kudus) atau ke pasar2 kecamatan seperti pasar bitingan, piji, dll
    Kalau malam hari di sepanjang jalan dekat penjara daerah menara Kudus banyak sekali pilihan kuliner mbak...
    Untuk masalah harga, di jamin lebih murah di banding di kota2 besar spt jakarta, bandung, surabaya, dll hehehehe
    Saya dan suami...kalo pulang ke Kudus, nyari makan khas Kudus di pasar kliwon mbak Restri...hrg nya sangat terjangkau di banding di foodmart/tempat kuliner lain yg ada di Kudus...:D
    Selamat menikmati dan menjelajahi Kudus mbak Restri....^_^

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...